Kamis, 04 Juli 2013

uas teknologiyah



PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR BAHASA ARAB
Nurul Faizatul Wahidah

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar agar lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.[1]

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi lainnya teruama yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dilihat dari sisi pelayanan, perpustakaan masih belum dikelola secara profesional, dari sisi koleksi bahan pustaka, koleksi yang dimiliki masih belum lengkap ragam dan jenisnya sesuai kebutuhan siswa, serta kemampuan pengelola belum sesuai standar. Pentingnya keberadaan perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca siswa , maka diperlukan perpustakaan yang dapat mengakomodir dan memfasilitasi kepentingan tersebut.
Banyaknya sumber belajar perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu diperlukannya upaya dalam peningkatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Perpustakaan merupakan salah satu di antara sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat itu masing-masing menambah pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula peningkatan taraf kecerdasan siswa itu. Kalau kita sepakat bahwa perbaikan mutu pendidikan ditentukan oleh meningkatnya taraf kecerdasan siswanya, maka kehadiran perpustakaan dalam suatu lingkungan sekolah niscaya turut berpengaruh terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan siswa yang bersangkutan.
Dalam arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Menurut Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai noleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.
Dale sebagaimana yang dikutip oleh Rohani menyatakan bahwa: Sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.[2]
Konsep perpustakaan yang terbuka bagi umum dan semua lapisan masyarakat ini memiliki kemiripan dengan konsep ruang publik Jurgen Harbermas. Ruang publik bisa diartikan sebagai sebuah tempat untuk berkumpulnya masyarakat guna berdiskusi terntang berbagai permasalahan yang terjadi, dimana semua masyarakat memiliki persamaan dan kesataraan serta tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak yang berkuasa.[3]
Perpustakaan sendiri merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu, yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik berupa buku – buku maupun bukan berupa buku (Nonbook Material), yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya (Wahyu Supianto, 2008).[4]




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
Upaya untuk menghidupkan dan mengembangkan perpustakaan sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya tugas pengurus/anggota perpustakaan dan institusi terkait, melainkan kita semua karna intinya usaha bersama menjaga atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta merevisi atau mengkaji ulang tujuan dari perpustakaan, untuk mengintensifkan perpustakaan menjadi pusat sumber belajar.[5]
Untuk itu, perpustakaan perlu memiliki atau memberikan pelayanan yang prima dan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi lembaga induknya. Artinya memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Semua ini untuk memuaskan pengguna, meningkatkan loyalitas pengguna, serta meningkatkan jumlah pengguna.
Bukan hanya pemimpin tetapi semua pengelola atau pegawai perpustakaan harus berani menampilkan “wajah baru” atau “gerakan baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat/akademis dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi.
Ketergantungan pada seorang pemimpin perlu ditinggalkan dan bergerak menciptakan kreatifitas atau inovasi yang sistematis. Pimpinan pusat (lembaga) tentunya membuka pintu yang lebar kepada semua bawahannya untuk menentukan kebijakan dalam menciptakan keratifitas untuk mengembangkan dan meningkatkan perpustakaan.
Upaya selanjutnya bagaimana pengelola menjalin hubungan dengan semua pihak atau institusi melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Hubungan dengan siswa juga perlu ditingkatkan, misalnya membuka perpustakaan keliling, pelatihan penulisan karya ilmiah, kegiatan kompetisi dalam sekolah (lomba synopsis, artikel, opini dll). Hal ini untuk meningkatkan minat baca siswa dan meningkatkan perestasi siswa.

B. Manfaat Perpustakaan
Manfaat perpustakaan sangat di sekolah adalah:
1.   Untuk melengkapi bahan sumber belajara bagi siswa
2.   Untuk menumbuh kembangkan minat siswa dalam membaca.
3.   Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar
4.   Untuk memfasislitasi siswa yang tidak mampu membeli buku, sehingga perpustakaan dapat membantu mereka.

C. Faktor-faktor Pendukung lainnya
1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan satu hal yang tidak bias dihindarkan akan masuk kedalam proses perkembangan perpustakaan. Hal ini terutama difokuskan pada teknologi yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memperoleh informasi lebih luas, cepat, tepat dan up to date, misalkan melalui fasilitas Internet, Database Online, Media Compact Disk, dan sebagainya.

2. Pemasaran atau Promosi
Pemasaran atau promosi adalah hal penting yang perlu diajukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan siswa yang terdapat dalam instansi sekolah tersebut. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan adalah dapat dilihat dari tingkat kunjungan siswa dan pemanfaatan informasi (koleksi) oleh peserta sebagai pengguna perpustakaan. Untuk menyiasati kondisi perpustakaan agar menjadi perpustakaan yang ideal (setidaknya nyaman untuk menjadi tempat belajar siswa) harus terpenuhinya berbagai sarana dan prasarana.
D. Jenis- jenis Perpustakaan dan Penggunaannya: [6]
  • Perpustakaan Nasional RI, menurut Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989, pasal ,menyelenggarakan fungsi :
1.      Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, dan pelestarian bahan pustaka.
2.      Melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan catalog induk nasional.
3.      Melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah
4.      Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Presiden
·         Perpustakaan Madrasah
Dasar pembentukan perpustakaan madrasah adalah Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2, Tahun 1989, yang isinya menyebutkan bahwa setiap lembaga pendidikan sekolah (madrasah) harus menyediakan sumber belajar (perpustakaan). Perpustakaan madrasah merupakan unit pelayanan yang kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika dapat membantu pencapaian pengembangan tujuan-tujuan madrasah yang bersangkutan. Penekanan tujuan perpustakaan madrasah adalah aspek edukatif dan rekreatif. (Modul Pelatihan Pustakawan MI dan MTs, 2000). [7]
Keberadaan perpustakaan Madrasah sampai saat ini kondisinya masih memprihatinkan.Bukan hanya pada segi fisiknya (gedung dan ruang perpustakaan), tetapi juga dari sistem pengelolaannya, sumber daya manusianya, koleksi dan peralatan teknik operasional perpustakaan Madrasah juga masih sangat minim.
Begitu juga dalam pembelajaran bahasa  arab perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar karena menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran bahasa Arab.
            Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut: [8]
a.       Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan:
-          mengenal sumber informasi dan pengetahuan
-          menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan,cara menggunakan katalog dan indeks
-          menggunakan bahan pustaka baru,bahan referensi seperti kamus,buku tahunan dan lain-lain.
b.      keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti:
-          memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
-          mendokumentasikan informasi dan sumbernya
c.       keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, seperti:
-          memahami bahan yang dibaca
-          membedakan antara fakta dan opini
-          menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun berlawanan.
d.      keterampilan menggunakan informasi, seperti :
-          memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah
-          menggunakan informasi dan diskusi
-          menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.
 E.  Pentingnya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar-mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi sehat di sela-sela kegiatan belajar. Perpustakaan sekolah sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar mengajar. Oleh karena itu pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan menyediakan perpustakaan,dan perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan adalah tepat sekali karena dapat membantu dan meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu siswa dalam studinya. Bahan koleksi yang bermacam-macam yang disusum secara sistematis ditambah lagi lengkapnya fasilitas yang tersedia serta mendapat pelayanan yang baik, maka akan membangkitakn minat siswa yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan sehingga ia tidak akan menyianyiakan waktu kosong mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, misalnya minat siswa-siswa yang cerdas yang pada gilirannya akan tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki. Untuk mencapai tujuan tersebut akan banyak tergantung pada bagaimana belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa semakain tinggi pila tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan siswa yang diharapkan berhasil, karena “aktivitas belajar akan alebih efesien bila jelas tujuan yang akan dicapai.”[9]

F. Fungsi dan manfaat Perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk mendukung penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Menurut Yusuf (2005:4) Perpustakaan sekolah memilki empat fungsi umum, yaitu:[10]
                              1.           Fungsi edukatif adalah secara keseluruhan segala fasilitas, sarana dan prasarana perpustakaan sekolah, terutama koleksi dapat membantu murid dalam proses belajar.
                              2.           Fungsi informatif dari perpustakaan sekolah adalah mengupayakan penyediaan koleksi yang bersifat memberi tahu akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan guru dan murid.
                              3.           Fungsi kreasi bukan merupakan fungsi utama, namun sangat penting kedudukannya dalam upaya peningkatan intelektual dan inspirasi.
                              4.           Fungsi riset membuat koleksi yang ada di perpustakaan sekolah menjadi bahan untuk melakukan riset atau penelitian sederhana. Sementara menurut Cella (2012) manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah merangsang minat baca baik pada guru dan siswa, merupakan sumber literatur yang paling dekat.
G. Perpustakaan dan Internet
Kemajuan teknologi internet merambah pada dunia perpustakaan. Kegiatan operasional perpustakaan dituangkan dalam sebuah halaman web di internet. Dengan portal web tersebut segala kebutuhan untuk interaksi antara pengguna dan pustakawan dilaksanakan. Untuk bisa menampilkan koleksi perpustakaan di web,maka koleksi tersebut harus diubah dahulu dalam format digital.
Globalisasi informasi merupakan proses yang berlangsung paling cepat karena kemajuan teknologi media cetak dan elektronik, komputerisasi, sistem digital, dan sebagainya. Perkembangan globalisasi sebagai hasil dari perkawinan kepentingan ekonomi dan kemajuan teknologi membawa pada banyak persoalan, salah satunya mengenai nasib institusi pendidikan.. Laju kemajuan teknologi informasi telah menggempur dinding-dinding sekolah/kampus, menawarkan keterbukaan baru dalam mendapatkan pengetahuan. Bidang pembangunan infrastruktur jaringan teknologi informasi seperti internet dan intranet mempercepat arus informasi yang beragam. Pembangunan server intranet sebagai salah satu bagian pembangunan infrastruktur teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat menjelang era globalisasi.
Pembangunan web server intranet yang merupakan server untuk penyedia akses/sumber informasi di internet dirasakan sangat penting dan mendesak ini dikarenakan pertumbuhan dan kebutuhan pengguna internet di seluruh dunia.
Siapapun tanpa kenal ras, agama, etnik, usia bebas memperoleh informasi lewat internet. Siapapun menjadi semakin mudah untuk melakukan multy-tasking (beberapa tugas dalam waktu yang sama hanya melalui satu komputer), internet juga memudahkan orang untuk berpikir dan menuangkan gagasannya secara multi format dan non-linier. Kemampuan internet juga meningkatkan percepatan cross-breeding informasi dan pengetahuan yang bukan lagi dalam disiplin atau bidang kehidupan yang sama, tetapi juga secara intra dan inter disiplin bidang kehidupan. Dengan fenomena ini informasi yang dulu dikontrol oleh kehadiran perpustakaan, kini telah tergantikan oleh mesin pencari data semacam Google, Yahoo, AltaVista, dan sejenisnya. Pada kasus inilah, posisi perpustakaan pun mencair, tak terbatasi oleh bangunan dan rak-rak buku, namun lebih bermain pada jaringan dan ketersediaan informasi di dunia maya.
Seorang pustakawan Indonesia seharusnya dapat mengetahui dan memahami kendala perpustakaan sebagai bidang garapannya, untuk kemudian dikaji dan dicarikan jalan keluarnya. Pustakawan Utama Drs. H. Soekarman K, MLS (Ketua IPI periode 1992-1995) melihat ada 9 faktor yang membuat perpustakaan Indonesia menjadi lemah :
  • Jumlah penduduk yang besar dan tersebar di banyak pulau;
  • Budaya dan tingkat kecerdasan bangsa yang majemuk;
  • Lemahnya kesadaran masyarakat, dan;
  • Lemahnya kesadaran sebagian penentu kebijakan soal perpustakaan, akan arti penting informasi dan perpustakaan;
  • Rendahnya minat baca serta kebiasaan membaca;
  • Kemampuan keuangan pemerintah;
  • Masih sedikit pustakawan terdidik;
  • Masih sedikit institusi pendidikan perpustakaan;
  • Lemahnya sumber bahan pustaka nasional.
Kendala utama setelah adanya kemauan yang keras dari ahli informasi atau pustakawan agar tetap eksisnya perpustakaan dan pustakawan adalah dana. Berbagai upaya yang kita lakukan tentunya memerlukan dana.  Akan tetapi kebutuhan akan dana ini tentu dapat teratasi apabila ada dukungan dari berbagai pihak, terutama para pengambil keputusan. Oleh karena itu kita harus dapat menyadarkan mereka bahwa karena pengaruh globalisai menimbulkan tuntutan kemajuan teknologi yang sangat dibutuhkan oleh pemakai.

H. Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Teknologi informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Dalam masyarakat maju, pengetahuan merupakan sumber daya primer untuk individu dan publik. Sebagai akibatnya, seseorang harus selektif tentang jenis data dan informasi yang diproses. Data dan informasi tersebut harus relevan, dan akurat sehingga dapat terhindar dari memperoleh harta karun dari longsoran informasi yang tidak penting.[11]
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung, banyaknya rak, atau berjubel penggunanya. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan menerapkan TI dalam aktivitasnya keseharian.

I.       Sejarah Perpustakaan Islam

Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan merupakan sarana untuk belajar, hingga ummat Islam mampu membangun peradaban besar yang bertahan beberapa abad lamanya. Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang tidak terdokumentasikan dengan baik oleh umat Islam dilupakan begitu saja. Akibatnya tatanan umat Islam baik aspek ekonomi, politik, sosial, budaya dan aspek kehidupan yang lain mengalami stagnasi. Sehingga ahirnya umat Islam hanya menjadi umat pengikut dari bangsa maju, yang dalam hal ini adalah dunia barat. Padahal kita menyadari bahwa kemajuan dunia barat dicapai dengan melalui penguasaan ilmu pengetahuan yang di ambil dari pusat-pusat ilmu pengetahuan musli seperti perpustakan.[12]

Pada masa Nabi Muammad SAW dan para sahabatnya, perpustakaan dalam pengertian di atas tidak di temukan. Tapi cikal bakal atau rintisan perpustakaan sudah ada, yaitu sebagai berikut:

1.   Wahyu Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW ialah perintah kepada umat Islam untuk membaca (Iqra’).

ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  

 

2.   Rasulullah SAW mengangkat para sahabatnya, antara lain; Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan Khalid bin Walid sebagai penulis Al Qur’an.

3.   Perintah Rasulullah SAW kepada tawanan perang Badar untuk mengajari anak-anak Muslim membaca dan menulis.

4.   Pada masa Rasulullah SAW muncul keinginan menulis Al Qur’an dalam bentuk mushaf pribadi seperti Mushaf Ubay bin Ka’ab, Mushaf Ibnu Mas’ud, Mushaf Ibn Abbas dan pada ahirnya melahirkan Mushaf Utsmani yang di salin menjadi 4 Mushaf. Tetapi riwayat lain menebutkan lima salinan di sebarkan ke kota Madinah, Makkah, Kuffah, Basrah dan Damaskus. Dan Mushaf-mushaf tersebut di jadikan referensi oleh Umat Islam. Peristiwa diatas mendorong umat Islam gemar menulis dan membaca dan menulis dan semua itu merpakan semangat di dalam perpustakaan.





[1] http://meldachymheyl.blogspot.com/2013/06/perpustakaan-sebagai-pusat-sumber.html
[2] http://pandidikan.blogspot.com/2012/10/skripsi-peran-perpustakaan-sekolah.html
[3] http://yonaprimadesi.blogspot.com/2011/12/perpustakaan-sebagai-ruang-publik.html
[4] http://dishubperiwisata.blogspot.com/2013/04/perpustakaan-sarana-pintar-buat-pintar.html
[5] http://meldachymheyl.blogspot.com/2013/06/perpustakaan-sebagai-pusat-sumber.html
[6] http://nurilsb.wordpress.com/2011/05/09/dunia-maya/
[7] http://tarbiyah-iainantasari.ac.id/artikel_detail.cfm?judul=111
[8] http://nurussubahah.blogspot.com/2012/06/penggunaan-perpustakaan-sebagai-pusat.html
[9] http://jagadkawula.blogspot.com/2012/11/perpustakaan-sebagai-media-pembelajaran.html
[10] http://abdulrahmansidik6294.blogspot.com/2013/06/makalah-perpustakaan-sebagai-pusat.html
[11] http://www.perpusmasda.com/2012/04/pengelolaan-perpustakaan-berbasis.html
[12] http://lib.umpo.ac.id/index.php/baca/konten/144/sejarah-perpustakaan-islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar