PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR
BAHASA ARAB
Nurul Faizatul Wahidah
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau
pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar agar
lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas
pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang terkait dengan sumber
belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.[1]
Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai
bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber
belajar bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan
pustaka serta informasi lainnya teruama yang berhubungan dengan materi
pelajaran. Dilihat dari sisi pelayanan, perpustakaan masih belum dikelola
secara profesional, dari sisi koleksi bahan pustaka, koleksi yang dimiliki masih
belum lengkap ragam dan jenisnya sesuai kebutuhan siswa, serta kemampuan
pengelola belum sesuai standar. Pentingnya keberadaan perpustakaan dalam
menumbuhkan minat baca siswa , maka diperlukan perpustakaan yang dapat
mengakomodir dan memfasilitasi kepentingan tersebut.
Banyaknya sumber belajar perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu diperlukannya upaya dalam peningkatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Banyaknya sumber belajar perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi yang meliputi fungsi layanan fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu diperlukannya upaya dalam peningkatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
Perpustakaan merupakan salah satu di antara
sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui
beraneka bacaan. Berbeda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari
secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
secara individual dapat digumuli oleh peminatnya masing-masing. Tersedianya
beraneka bahan pustaka memungkinkan tiap orang memilih apa yang sesuai dengan
minat dan kepentingannya, dan kalau warga masyarakat itu masing-masing menambah
pengetahuannya melalui pustaka pilihannya, maka akhirnya merata pula
peningkatan taraf kecerdasan siswa itu. Kalau kita sepakat bahwa perbaikan mutu
pendidikan ditentukan oleh meningkatnya taraf kecerdasan siswanya, maka
kehadiran perpustakaan dalam suatu lingkungan sekolah niscaya turut berpengaruh
terhadap teratasinya kondisi ketertinggalan siswa yang bersangkutan.
Dalam
arti luas, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan
(memudahkan) terjadinya proses belajar.
Menurut
Hamalik, sumber belajar adalah semua yang dipakai noleh siswa (sendiri-sendiri
atau bersama-sama dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar.
Dale
sebagaimana yang dikutip oleh Rohani menyatakan bahwa: Sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan
yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan
peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.[2]
Konsep perpustakaan
yang terbuka bagi umum dan semua lapisan masyarakat ini memiliki kemiripan
dengan konsep ruang publik Jurgen Harbermas. Ruang publik bisa diartikan
sebagai sebuah tempat untuk berkumpulnya masyarakat guna berdiskusi terntang
berbagai permasalahan yang terjadi, dimana semua masyarakat memiliki persamaan
dan kesataraan serta tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak yang berkuasa.[3]
Perpustakaan sendiri merupakan suatu unit kerja dari suatu badan atau
lembaga tertentu, yang mengelola bahan – bahan pustaka, baik berupa buku – buku
maupun bukan berupa buku (Nonbook Material), yang diatur secara sistematis
menurut aturan tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh
setiap pemakainya (Wahyu Supianto, 2008).[4]
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
Upaya untuk menghidupkan dan mengembangkan
perpustakaan sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya tugas
pengurus/anggota perpustakaan dan institusi terkait, melainkan kita semua karna
intinya usaha bersama menjaga atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta
merevisi atau mengkaji ulang tujuan dari perpustakaan, untuk mengintensifkan
perpustakaan menjadi pusat sumber belajar.[5]
Untuk itu, perpustakaan perlu memiliki atau
memberikan pelayanan yang prima dan terbaik dalam penyediaan dan pelayanan
informasi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi lembaga induknya. Artinya
memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam
melayani penggunanya dengan prinsip people based service (layanan berbasis
pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Semua ini untuk memuaskan
pengguna, meningkatkan loyalitas pengguna, serta meningkatkan jumlah pengguna.
Bukan hanya pemimpin
tetapi semua pengelola atau pegawai perpustakaan harus berani menampilkan
“wajah baru” atau “gerakan baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan
paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat/akademis dari
perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi.
Ketergantungan pada seorang pemimpin perlu
ditinggalkan dan bergerak menciptakan kreatifitas atau inovasi yang sistematis.
Pimpinan pusat (lembaga) tentunya membuka pintu yang lebar kepada semua
bawahannya untuk menentukan kebijakan dalam menciptakan keratifitas untuk
mengembangkan dan meningkatkan perpustakaan.
Upaya selanjutnya bagaimana pengelola menjalin
hubungan dengan semua pihak atau institusi melakukan kerja sama yang saling
menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Hubungan
dengan siswa juga perlu ditingkatkan, misalnya membuka perpustakaan keliling,
pelatihan penulisan karya ilmiah, kegiatan kompetisi dalam sekolah (lomba
synopsis, artikel, opini dll). Hal ini untuk meningkatkan minat baca siswa dan
meningkatkan perestasi siswa.
B. Manfaat Perpustakaan
Manfaat perpustakaan sangat di sekolah adalah:
1. Untuk
melengkapi bahan sumber belajara bagi siswa
2. Untuk
menumbuh kembangkan minat siswa dalam membaca.
3. Untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar
4. Untuk
memfasislitasi siswa yang tidak mampu membeli buku, sehingga perpustakaan dapat membantu
mereka.
C. Faktor-faktor Pendukung lainnya
1. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan satu hal yang
tidak bias dihindarkan akan masuk kedalam proses perkembangan perpustakaan. Hal
ini terutama difokuskan pada teknologi yang memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk memperoleh informasi lebih luas, cepat, tepat dan up to date,
misalkan melalui fasilitas Internet, Database Online, Media Compact Disk, dan
sebagainya.
2. Pemasaran atau Promosi
Pemasaran atau promosi adalah hal penting yang
perlu diajukan dalam sebuah perpustakaan khusus. Promosi bertujuan untuk
memfasilitasi komunikasi antara perpustakaan dan siswa yang terdapat dalam
instansi sekolah tersebut. Karena salah satu keberhasilan sebuah perpustakaan
adalah dapat dilihat dari tingkat kunjungan siswa dan pemanfaatan informasi
(koleksi) oleh peserta sebagai pengguna perpustakaan. Untuk menyiasati kondisi
perpustakaan agar menjadi perpustakaan yang ideal (setidaknya nyaman untuk
menjadi tempat belajar siswa) harus terpenuhinya berbagai sarana dan prasarana.
- Perpustakaan Nasional RI, menurut Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989, pasal ,menyelenggarakan fungsi :
1.
Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, dan pelestarian bahan pustaka.
2.
Melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan catalog induk nasional.
3.
Melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah
4.
Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Presiden
·
Perpustakaan Madrasah
Dasar pembentukan perpustakaan madrasah adalah
Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2, Tahun 1989, yang isinya
menyebutkan bahwa setiap lembaga pendidikan sekolah (madrasah) harus
menyediakan sumber belajar (perpustakaan). Perpustakaan madrasah
merupakan unit pelayanan yang kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika dapat
membantu pencapaian pengembangan tujuan-tujuan madrasah yang bersangkutan.
Penekanan tujuan perpustakaan madrasah adalah aspek edukatif dan rekreatif.
(Modul Pelatihan Pustakawan MI dan MTs, 2000). [7]
Keberadaan perpustakaan Madrasah sampai saat ini
kondisinya masih memprihatinkan.Bukan hanya pada segi fisiknya (gedung dan
ruang perpustakaan), tetapi juga dari sistem pengelolaannya, sumber daya
manusianya, koleksi dan peralatan teknik operasional perpustakaan Madrasah juga
masih sangat minim.
Begitu juga dalam pembelajaran bahasa arab
perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar karena menyediakan berbagai
fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran bahasa Arab.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan
sebagai berikut: [8]
a.
Keterampilan
mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan:
-
mengenal sumber
informasi dan pengetahuan
-
menentukan
lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan,cara menggunakan
katalog dan indeks
-
menggunakan
bahan pustaka baru,bahan referensi seperti kamus,buku tahunan dan lain-lain.
b.
keterampilan
mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti:
-
memilih
informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah
-
mendokumentasikan
informasi dan sumbernya
c.
keterampilan
menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, seperti:
-
memahami bahan
yang dibaca
-
membedakan
antara fakta dan opini
-
menginterpretasi
informasi baik yang saling mendukung maupun berlawanan.
d.
keterampilan
menggunakan informasi, seperti :
-
memanfaatkan
intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah
-
menggunakan
informasi dan diskusi
-
menyajikan
informasi dalam bentuk tulisan.
E. Pentingnya
Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah,
dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar-mengajar,
penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan,
sekaligus rekreasi sehat di sela-sela kegiatan belajar. Perpustakaan
sekolah sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan menyediakan
perpustakaan,dan perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah.
Keberadaan perpustakaan di suatu lembaga pendidikan adalah tepat sekali karena dapat membantu dan
meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu siswa dalam studinya. Bahan
koleksi yang bermacam-macam yang disusum secara sistematis ditambah lagi
lengkapnya fasilitas yang tersedia serta mendapat pelayanan yang baik, maka
akan membangkitakn minat siswa yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan
sehingga ia tidak akan menyianyiakan waktu kosong mereka untuk melakukan
hal-hal yang tidak bermanfaat, misalnya minat siswa-siswa yang cerdas yang pada
gilirannya akan tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki. Untuk mencapai
tujuan tersebut akan banyak tergantung pada bagaimana belajar yang dialami oleh
siswa sebagai peserta didik. Semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa
semakain tinggi pila tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan siswa
yang diharapkan berhasil, karena “aktivitas belajar akan alebih efesien bila
jelas tujuan yang akan dicapai.”[9]
F. Fungsi dan manfaat Perpustakaan
Perpustakaan sekolah
merupakan bagian penting dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat
sekolah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk mendukung penyelenggaraan
perpustakaan sekolah. Menurut Yusuf (2005:4) Perpustakaan sekolah memilki empat
fungsi umum, yaitu:[10]
1. Fungsi edukatif adalah secara keseluruhan segala fasilitas, sarana dan
prasarana perpustakaan sekolah, terutama koleksi dapat membantu murid dalam
proses belajar.
2. Fungsi informatif dari perpustakaan sekolah adalah mengupayakan penyediaan
koleksi yang bersifat memberi tahu akan hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan guru dan murid.
3. Fungsi kreasi bukan merupakan fungsi utama, namun sangat penting
kedudukannya dalam upaya peningkatan intelektual dan inspirasi.
4. Fungsi riset membuat koleksi yang ada di perpustakaan sekolah menjadi bahan
untuk melakukan riset atau penelitian sederhana. Sementara menurut Cella (2012)
manfaat dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah merangsang minat baca baik
pada guru dan siswa, merupakan sumber literatur yang paling dekat.
G. Perpustakaan dan Internet
Kemajuan teknologi internet merambah pada dunia
perpustakaan. Kegiatan operasional perpustakaan dituangkan dalam sebuah halaman
web di internet. Dengan portal web tersebut segala kebutuhan untuk interaksi
antara pengguna dan pustakawan dilaksanakan. Untuk bisa menampilkan koleksi
perpustakaan di web,maka koleksi tersebut harus diubah dahulu dalam format
digital.
Globalisasi
informasi merupakan proses yang berlangsung paling cepat karena kemajuan
teknologi media cetak dan elektronik, komputerisasi, sistem digital, dan
sebagainya. Perkembangan globalisasi sebagai hasil dari perkawinan kepentingan
ekonomi dan kemajuan teknologi membawa pada banyak persoalan, salah satunya
mengenai nasib institusi pendidikan.. Laju kemajuan teknologi informasi telah
menggempur dinding-dinding sekolah/kampus, menawarkan keterbukaan baru dalam
mendapatkan pengetahuan. Bidang pembangunan infrastruktur jaringan teknologi
informasi seperti internet dan intranet mempercepat arus informasi yang beragam.
Pembangunan server intranet sebagai salah satu bagian pembangunan infrastruktur
teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan
masyarakat menjelang era globalisasi.
Pembangunan web server intranet yang merupakan server untuk
penyedia akses/sumber informasi di internet dirasakan sangat penting dan
mendesak ini dikarenakan pertumbuhan dan kebutuhan pengguna internet di seluruh
dunia.
Siapapun tanpa kenal ras, agama, etnik, usia bebas
memperoleh informasi lewat internet. Siapapun menjadi semakin mudah untuk
melakukan multy-tasking (beberapa tugas dalam waktu yang sama hanya melalui
satu komputer), internet juga memudahkan orang untuk berpikir dan menuangkan
gagasannya secara multi format dan non-linier. Kemampuan internet juga meningkatkan
percepatan cross-breeding informasi dan pengetahuan yang bukan lagi dalam
disiplin atau bidang kehidupan yang sama, tetapi juga secara intra dan inter
disiplin bidang kehidupan. Dengan fenomena ini informasi yang dulu dikontrol
oleh kehadiran perpustakaan, kini telah tergantikan oleh mesin pencari data
semacam Google, Yahoo, AltaVista, dan sejenisnya. Pada kasus inilah, posisi
perpustakaan pun mencair, tak terbatasi oleh bangunan dan rak-rak buku, namun
lebih bermain pada jaringan dan ketersediaan informasi di dunia maya.
Seorang
pustakawan Indonesia seharusnya dapat mengetahui dan memahami kendala
perpustakaan sebagai bidang garapannya, untuk kemudian dikaji dan dicarikan
jalan keluarnya. Pustakawan Utama Drs. H. Soekarman K, MLS (Ketua IPI periode
1992-1995) melihat ada 9 faktor yang membuat perpustakaan Indonesia menjadi
lemah :
- Jumlah penduduk yang besar dan tersebar di banyak pulau;
- Budaya dan tingkat kecerdasan bangsa yang majemuk;
- Lemahnya kesadaran masyarakat, dan;
- Lemahnya kesadaran sebagian penentu kebijakan soal perpustakaan, akan arti penting informasi dan perpustakaan;
- Rendahnya minat baca serta kebiasaan membaca;
- Kemampuan keuangan pemerintah;
- Masih sedikit pustakawan terdidik;
- Masih sedikit institusi pendidikan perpustakaan;
- Lemahnya sumber bahan pustaka nasional.
Kendala utama setelah adanya kemauan yang keras dari ahli
informasi atau pustakawan agar tetap eksisnya perpustakaan dan pustakawan
adalah dana. Berbagai upaya yang kita lakukan tentunya memerlukan dana.
Akan tetapi kebutuhan akan dana ini tentu dapat teratasi apabila ada dukungan
dari berbagai pihak, terutama para pengambil keputusan. Oleh karena itu kita
harus dapat menyadarkan mereka bahwa karena pengaruh globalisai menimbulkan
tuntutan kemajuan teknologi yang sangat dibutuhkan oleh pemakai.
H. Perpustakaan dan Teknologi Informasi
Teknologi informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di
semua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Dalam masyarakat maju,
pengetahuan merupakan sumber daya primer untuk individu dan publik. Sebagai
akibatnya, seseorang harus selektif tentang jenis data dan informasi yang
diproses. Data dan informasi tersebut harus relevan, dan akurat sehingga dapat
terhindar dari memperoleh harta karun dari longsoran informasi yang tidak
penting.[11]
Penerapan
teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk
mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada
besarnya gedung, banyaknya rak, atau berjubel penggunanya. Penerapan teknologi
informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan.
Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan
menerapkan TI dalam aktivitasnya keseharian.
I. Sejarah Perpustakaan Islam
Pada
masa kejayaan Islam, perpustakaan merupakan sarana untuk belajar, hingga ummat
Islam mampu membangun peradaban besar yang bertahan beberapa abad lamanya.
Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang tidak terdokumentasikan dengan baik
oleh umat Islam dilupakan begitu saja. Akibatnya tatanan umat Islam baik aspek
ekonomi, politik, sosial, budaya dan aspek kehidupan yang lain mengalami
stagnasi. Sehingga ahirnya umat Islam hanya menjadi umat pengikut dari bangsa
maju, yang dalam hal ini adalah dunia barat. Padahal kita menyadari bahwa
kemajuan dunia barat dicapai dengan melalui penguasaan ilmu pengetahuan yang di
ambil dari pusat-pusat ilmu pengetahuan musli seperti perpustakan.[12]
Pada masa Nabi Muammad SAW dan para sahabatnya, perpustakaan dalam pengertian di atas tidak di temukan. Tapi cikal bakal atau rintisan perpustakaan sudah ada, yaitu sebagai berikut:
1. Wahyu Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW ialah perintah kepada umat Islam untuk membaca (Iqra’).
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
2. Rasulullah SAW mengangkat para sahabatnya, antara lain; Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan Khalid bin Walid sebagai penulis Al Qur’an.
3. Perintah Rasulullah SAW kepada tawanan perang Badar untuk mengajari anak-anak Muslim membaca dan menulis.
4. Pada masa Rasulullah SAW muncul keinginan menulis Al Qur’an dalam bentuk mushaf pribadi seperti Mushaf Ubay bin Ka’ab, Mushaf Ibnu Mas’ud, Mushaf Ibn Abbas dan pada ahirnya melahirkan Mushaf Utsmani yang di salin menjadi 4 Mushaf. Tetapi riwayat lain menebutkan lima salinan di sebarkan ke kota Madinah, Makkah, Kuffah, Basrah dan Damaskus. Dan Mushaf-mushaf tersebut di jadikan referensi oleh Umat Islam. Peristiwa diatas mendorong umat Islam gemar menulis dan membaca dan menulis dan semua itu merpakan semangat di dalam perpustakaan.
[1] http://meldachymheyl.blogspot.com/2013/06/perpustakaan-sebagai-pusat-sumber.html
[2]
http://pandidikan.blogspot.com/2012/10/skripsi-peran-perpustakaan-sekolah.html
[3]
http://yonaprimadesi.blogspot.com/2011/12/perpustakaan-sebagai-ruang-publik.html
[4] http://dishubperiwisata.blogspot.com/2013/04/perpustakaan-sarana-pintar-buat-pintar.html
[5] http://meldachymheyl.blogspot.com/2013/06/perpustakaan-sebagai-pusat-sumber.html
[6] http://nurilsb.wordpress.com/2011/05/09/dunia-maya/
[7]
http://tarbiyah-iainantasari.ac.id/artikel_detail.cfm?judul=111
[8] http://nurussubahah.blogspot.com/2012/06/penggunaan-perpustakaan-sebagai-pusat.html
[9]
http://jagadkawula.blogspot.com/2012/11/perpustakaan-sebagai-media-pembelajaran.html
[10]
http://abdulrahmansidik6294.blogspot.com/2013/06/makalah-perpustakaan-sebagai-pusat.html
[11]
http://www.perpusmasda.com/2012/04/pengelolaan-perpustakaan-berbasis.html
[12]
http://lib.umpo.ac.id/index.php/baca/konten/144/sejarah-perpustakaan-islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar